Cari Blog Ini

Sabtu, 21 Maret 2015

Pentas seni

Pentas seni yang dilaksanakan OSIS MA Sarji Ar-Rasyid pada tanggal 20-21 maret 2015 merupakan ajang kegiatan siswa untuk mengasah minat dan bakat siswa dalam rangka menggali potensi kreativitas seni siswa mulai dari teater, stand up comedi, pidato, qira'ah dan musik ala kadarnya.

Acara ini diketuai oleh bahrul hafidz sebagai panitia pelaksana. Bahrul dkk mempersiapkan acara ini dalam rentang waktu dua minggu sejak rapat pembentukan panitia. Pada awalnya acara ini akan dilaksanakan sehabis ujian tengah semester genap, namun karena dikhawatirkan mengurangi jatah jam pelajaran, akhirnya atas saran kepala MA Sarji Ar-Rasyid, acara ini dilaksanakan pada liburan mingguan dan tanggal merah untuk mengisi waktu liburan siswa.
Acara ini dari segi fasilitas dan pendanaan  memang sangat terbatas,  namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi siswa-siswi MA Sarji Ar-Rasyid untuk melaksanakan acara pentas ini demi menggali kreasi siswa-siswi. Hal ini terbukti, penampilan dari masing-masing kelas mampu memukau guru-guru yang hadir, bahkan terkadang guru-guru dibuat ngakak melihat aksi lucu dari penampilan siswa.

Senin, 16 Maret 2015

jadwal pelajaran baru

Pengumuman kepada segenap dewan guru dan siswa/siswi MA Sarji Ar-Rasyid bahwa setelah ujian tengah  semester genap 2014-2015 terdapat perubahan jadwal mata pelajaran, karena sebagian guru yang mengajar di luar madrasah terdapat benturan dengan jadwal di luar. Jadwal bisa dilihat disini https://masarjiarrasyid.wordpress.com/2015/03/17/jadwal-pelajaran-baru/

Rabu, 04 Maret 2015

UTS Semester Genap

Pengumuman

Kepada segenap Siswa-siswi MA. Sarji Ar-Rasyid Ujian Tengah Semester akan dilaksanakan pada tanggal 09 Maret 2015. Jadwal lihat di sini https://masarjiarrasyid.files.wordpress.com/2015/03/jadwal-uts-genap.xls



Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Sarji Ar-Rasyid





Existensi dari suatu komunitas, baik komunitas yang terlembagakan atau tidak terlembagakan,  tidak terlepas dari peran tokoh central yang mengakomodir kepentingan dari komunitas tersebut, mulai dari pembentukan hingga keberlangsungannya. Begitu juga dengan Yayasan Pondok Pesantren Islam Salafiyah Dawuhan Kelurahan Dawuhan Kabupaten Situbondo, tidak lepas dari fouding fathernya, yaitu KH. Abd. Rasyid.
Berawal dari ke-istiqamah-annya dalam melaksanakan pengajian rutinan bulanan, yaitu setiap Jum’at Legi dan Jum’at Kliwon. KH.Abd. Rasyid dengan sabar dan ikhlas membimbing para jema’ah pengajiannya dengan memberikan pengajian agama dan siraman rohani demi mencari keridhaan Allah SWT. Pengajiannya ini berlangsung sejak tahun 1980-an hingga sekarang. Dari tahun ke tahun seiring dengan waktu,  jema’ah pengajiannya semakin bertambah banyak dan berkembang pesat. Pada awalnya, jema’ah pengajiannya hanya berasal dari sekitar daerah Kabupaten Situbondo kemudian menyebar ke daerah tapal kuda, dan sejak awal tahun 2010- an hingga sekarang, anggota pengajiannya telah menyebar ke daerah Pasuruan, Surabaya, Madura, Bali dan Yogyakarta.
 KH. ABD. Rasyid

Nama Asli  KH. Abd. Rasyid adalah Acek Bagus Darmawan Rasyid, nama awalnya kemudian disingkat dengan “ABD”.  Untuk lebih memudahkan orang-orang dalam memanggilnya, maka dipanggillah dengan sebutan nama KH.Abd. Rasyid. Profesinya sebelum menjadi kyai adalah pensiunan pegawai negeri sipil di PUD Situbondo. Dalam bidang keilmuan, Beliau merupakan murid senior dari seorang kyai Bondowoso yang terkenal ke-mursyid-annya, yaitu  al-Marhum KH. Abuzairi (w. 2006) pengasuh Pondok Pesantren Islam Salafiyah Pakisan Bondowoso. Dari gurunya ini, beliau mendapatkan ijazah ke-mursyid-an untuk menyebarkan ilmu keagamaan dalam bidang spritual/ tasawwuf yang beraliran manāqib syekh Abd al-Qadīr al-Jailanī.
 KH. Abu Zairi (w. 2006 M)
Dalam perkembangan selanjutnya, tepatnya awal tahun 2012, timbul desakan dari para jema’ah pengajiannya untuk mengadakan pondok pesantren yang dapat menampung putra-putrinya dalam menuntut ilmu agama. Maka dibangunlah asrama pondok yang sangat sederhana sekali terbuat dari pondok bambu, untuk santri putra dibangun 3 (tiga) bilik dan untuk santri putri 3 (tiga) bilik juga. Keenam asrama tersebut  dibangun di atas tanah milik KH.Abd. Rasyid pribadi.
Asrama Santri Putra (Doc. September 2013)
 

Asrama Santri Putri (Doc. Juli 2014)
  

Pada awal berdirinya, santri yang mondok di Pondok Pesantren ini berjumlah 11 (sebelas) orang, namun berkat barokah dan karomah KH. Abd Rasyid serta didorong oleh kegigihan dan semangat para jema’ah pengajiannya, dalam hitungan beberapa bulan, jumlah santri semakin bertambah banyak, hingga sampai saat ini jumlah santri seluruhnya mencapai 113 orang.
Membludaknya jumlah santri dalam hitungan beberapa bulan bagi pesantren yang tergolong baru, hal itu merupakan suatu anugerah keistimewaan dari Allah SWT. yang tidak semua pesantren baru mengalaminya. Namun anugerah keistimewaan yang didapat oleh pesantren Salafiyah Dawuhan tidak didapatnya dengan mudah, tetapi melalui suatu proses perjuangan yang keras dan membutuhkan kekompakan antara KH.Abd. Rasyid dan jema’ah pengajiannya. Dari membludaknya jumlah santri tersebut, muncullah permasalahan baru yang tidak terduga sebelumnya, yaitu minimya fasilitas dan terbatasnya luas tanah untuk pengembangan kegiatan kepesantren yang selama ini menumpang di halaman dan mushalla milik kyainya. Dengan dilatar belakangi inilah, KH.Abd. Rasyid berencana memperluas pesantrennya dengan membentuk kepanitiaan wakaf tanah pesantren yang terdiri dari anggota pengajiannya. Alhasil, dalam hitungan 16 bulan, tepatnya akhir 2012, dana pengadaan tanah wakaf yang terkumpul dari jema’ah pengajian dan para donatur yang ada mampu dibelikan tanah seluas 4880 M2.
Tanah wakaf seluas 4.880 M2 (Doc. April 2012)

  Selanjutnya, KH.Abd. Rasyid berpikir bagaimana Pondok Pesantren yang diasuhnya dapat pengakuan dari Pemerintah dan masyarakat secara umum, maka timbullah ide untuk membentuk yayasan yang menaungi pondok pesantren dan legalitasnya diakui di mata hukum. Oleh karena itu, untuk mendapatkan payung hukum, KH.Abd. Rasyid bersama pengurus jema’ah pengajiannya membentuk kepengurusan yayasan dan didaftarkannya di kantor Notaris Magdalena S. Gandawijaya, SH Bondowoso dengan nama Yayasan Pondok Pesantren Islam “Salafiyah Dawuhan”, maka terbitlah akta pendirian yayasan pada tanggal 18 Maret 2013 dengan nomor akta 53 dan mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 13 Agustus 2013 dengan surat keputusan No.: AHU- 4524.AH.01.04. Tahun 2013.
Di sela- sela waktu kesibukannya dalam mengurus dokumen penting terkait dengan pendirian yayasan, KH.Abd. Rasyid bersama Pengurus yayasannya dibingungkan dengan semakin membludaknya jumlah santri yang menuntut kebutuhan dari segala bidang. Mulai dari bidang pendidikan dan fasilitas asrama beserta fasilitas lainnya, bahkan permasalahan makan santri dalam kesehariannya tidak luput dari perhatiannya, karena sebagian besar ekonomi wali santri tergolong tidak mampu.
Dalam bidang pendidikan, di samping para santri dididik dengan ilmu agama, mereka juga dididik dengan pendidikan formal yaitu SMP/ MTs dan SMA/ MA. Pada awal berdirinya pondok pesantren, mereka di sekolahkan diluar pesantren dengan diantar jemput setiap harinya oleh pihak pengurus pesantren dengan menggunakan mobil pribadi KH. Abd. Rasyid. Namun, setelah berjalan dua tahun, jumlah santri semakin meningkat, yang hal itu tidak memungkinkan untuk diantar jemput setiap harinya karena keterbatasan jumlah kendaraan yang dimiliki oleh KH. Abd. Rasyid.
 Disisi yang lain, semakin bertambahnya santri ini menjadi tantangan berat bagi KH. Abd Rasyid sebagai seorang pengasuh karena rata-rata santri yang mondok masih membutuhkan pendidikan formal, akhirnya Pengasuh dan Pengurus Yayasan memutuskan untuk menyekolahkan para santri di lembaga luar pesantren, tepatnya di SMP dan SMA Misbahul Ulum, kedua lembaga inilah yang oleh para santri dijadikan tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan umum yang jaraknya kurang lebih sekitar 2 kilometer dari Yayasan Pondok Pesantren Islam Salafiyah Dawuhan. Jarak yang cukup jauh ini tidak mungkin ditempuh dengan naik sepeda dayung apalagi berjalan kaki, akhirnya demi keamanan serta menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, Pengasuh membelikan 1 unit mobil untuk  kendaraan antar-jemput para santri yang sekolah diluar dan sampai saat ini jumlah santri yang sekolah formal di luar pesantren masih sebanyak 85 orang.
I Unit kendaraan untuk antar jemput santri yang sekolah di luar pesantren
 
Berangkat dari fakta diatas, para jama’ah mendesak Pengasuh serta Pengurus Yayasan untuk segara mungkin mendirikan lembaga pendidikan formal sendiri yang setara dengan SMP dan SMA tahun ajaran 2014/2015. Dengan alasan : Pertama, Jumlah Santri semakin meningkat dari tahun ketahun. Kedua, Sulit dan terbatasnya alat transportasi kendaraan siswa yang semakin tahun semakin meningkat. Ketiga, Sulitnya kontrol terhadap pergaulan siswa antara laki-laki dan perempuan. Keempat, ada kekhawatiran terjerumus kepada pergaulan bebas. Dari alasan-alasan inilah akhirnya pada tanggal 01 April 2013, Pengasuh dan Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Islam Salafiyah Dawuhan mengadakan rapat umum yang dihadiri oleh semua pengurus perwakilan meliputi perwakilan Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, Pasuruan, Madura, Bali dan Perwakilan Yogyakarta untuk membahas pendirian lembaga pendidikan formal yaitu Madrasah Aliyah (MA) yang berada dinaungan Kementrian Agama Kabupaten Situbondo.
Dengan berbekal tanah wakaf seluas 4880 M2 dan atas inisiatif jema’ah pengajian dan wali santri, maka pada bulan maret 2013 dididirikanlah bangunan sederhana yang serupa dengan kelas belajar. Bangunan tersebut sengaja dibuat dari bambu karena minimnya keuangan kas yayasan. Di bangunan inilah, KH. Abd. Rasyid mendirikan lembaga pendidikan formal MTs (setara dengan SMP) dan MA (setara dengan SMA) yang didaftarkan di Kementerian Agama Kabupaten dan Provinsi.
Santri dan Jema'ah kerja bakti membangun Madrasah dari bambu
Santri bahu-membahu memotong bambu di Bondowoso

 Atas jerih payahnya, perjuangan KH.Abd. Rasyid bersama Pengurus yayasannya tidak disia-siakan oleh Allah SWT., pada bulan Agustus 2014 ijin operasional MTs diterbitkan oleh Kementerian Agama Kabupaten dan menyusul ijin operasional MA diterbitkan oleh Kementerian Agama Provinsi pada bulan September 2014. Dengan terbitnya ijin operasional sekolah tersebut, lembaga pendidikan yang dirintis oleh KH.Abd. Rasyid semakin mendapat kepercayaan dari wali santri dan masyarakat sekitarnya.


Disisi yang lain, Kami sangat optimis atas berdirinya  lembaga Madrasah Aliyah ini, karena masih banyak cadangan siswa/siswi kami yang masih menempuh pendidikan di SMP Islam Misbahul Ulum, sehingga setelah mereka lulus dari lembaga tersebut, mereka dapat melanjutkan pendidikannya di lembaga sendiri yakni di Madrasah Aliyah Sarji Ar-Rasyid.
Disamping itu, Yayasan Pondok Pesantren Islam Salafiyah Dawuhan juga mempunyai jama’ah pengajian yang cukup banyak, sehingga sangat mungkin putra/putri dari para jama’ah akan dimondokkan di lembaga ini, hal itu terbukti pada tahun-tahun sebelumnya, Pondok Pesantren Salafiyah Dawuhan ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Sehingga tidak dapat diragukan lagi, dari tahun ke tahun seiring bertambahnya jumlah santri, maka secara otomatis in put calon cadangan siswa untuk Madrasah Aliyah juga akan semakin meningkat.
Akhirnya dengan rahmat dan ridho Allah SWT, pada tanggal, 01 April 2013secara resmi berdiri Madrasah Aliyah Sarji Ar-Rasyid yang merupakan lembaga lanjutan dari Madrasah Tsanawiyah Sarji Ar-Rasyid di Jln. Sucipto Gg. Perum Graha Bumi Ayu Kelurahan Dawuhan Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo.