Existensi
dari suatu komunitas, baik komunitas yang terlembagakan atau tidak
terlembagakan, tidak terlepas dari peran tokoh central yang mengakomodir
kepentingan dari komunitas tersebut, mulai dari pembentukan hingga
keberlangsungannya. Begitu juga dengan Yayasan Pondok Pesantren Islam Salafiyah
Dawuhan Kelurahan Dawuhan Kabupaten Situbondo, tidak lepas dari fouding fathernya,
yaitu KH. Abd. Rasyid.
Berawal dari
ke-istiqamah-annya dalam melaksanakan pengajian rutinan bulanan, yaitu setiap
Jum’at Legi dan Jum’at Kliwon. KH.Abd. Rasyid dengan sabar dan ikhlas
membimbing para jema’ah pengajiannya dengan memberikan pengajian agama dan
siraman rohani demi mencari keridhaan Allah SWT. Pengajiannya ini berlangsung
sejak tahun 1980-an hingga sekarang. Dari tahun ke tahun seiring dengan
waktu, jema’ah pengajiannya semakin bertambah banyak dan berkembang
pesat. Pada awalnya, jema’ah pengajiannya hanya berasal dari sekitar daerah
Kabupaten Situbondo kemudian menyebar ke daerah tapal kuda, dan sejak awal
tahun 2010- an hingga sekarang, anggota pengajiannya telah menyebar ke daerah
Pasuruan, Surabaya, Madura, Bali dan Yogyakarta.
KH. ABD. Rasyid
Nama
Asli KH. Abd. Rasyid adalah Acek Bagus Darmawan Rasyid, nama awalnya
kemudian disingkat dengan “ABD”. Untuk lebih memudahkan orang-orang dalam
memanggilnya, maka dipanggillah dengan sebutan nama KH.Abd. Rasyid. Profesinya
sebelum menjadi kyai adalah pensiunan pegawai negeri sipil di PUD Situbondo.
Dalam bidang keilmuan, Beliau merupakan murid senior dari seorang kyai
Bondowoso yang terkenal ke-mursyid-annya, yaitu al-Marhum KH. Abuzairi
(w. 2006) pengasuh Pondok Pesantren Islam Salafiyah Pakisan Bondowoso. Dari
gurunya ini, beliau mendapatkan ijazah ke-mursyid-an untuk menyebarkan ilmu
keagamaan dalam bidang spritual/ tasawwuf yang beraliran manāqib syekh Abd
al-Qadīr al-Jailanī.
KH. Abu Zairi (w. 2006 M)
Dalam
perkembangan selanjutnya, tepatnya awal tahun 2012, timbul desakan dari para
jema’ah pengajiannya untuk mengadakan pondok pesantren yang dapat menampung
putra-putrinya dalam menuntut ilmu agama. Maka dibangunlah asrama pondok yang
sangat sederhana sekali terbuat dari pondok bambu, untuk santri putra dibangun
3 (tiga) bilik dan untuk santri putri 3 (tiga) bilik juga. Keenam asrama
tersebut dibangun di atas tanah milik KH.Abd. Rasyid pribadi.
|
Asrama Santri Putra (Doc. September 2013) |
|
Asrama Santri Putri (Doc. Juli 2014) |
Pada awal
berdirinya, santri yang mondok di Pondok Pesantren ini berjumlah 11 (sebelas)
orang, namun berkat barokah dan karomah KH. Abd Rasyid serta didorong oleh
kegigihan dan semangat para jema’ah pengajiannya, dalam hitungan beberapa
bulan, jumlah santri semakin bertambah banyak, hingga sampai saat ini jumlah
santri seluruhnya mencapai 113 orang.
Membludaknya
jumlah santri dalam hitungan beberapa bulan bagi pesantren yang tergolong baru,
hal itu merupakan suatu anugerah keistimewaan dari Allah SWT. yang tidak semua
pesantren baru mengalaminya. Namun anugerah keistimewaan yang didapat oleh
pesantren Salafiyah Dawuhan tidak didapatnya dengan mudah, tetapi melalui suatu
proses perjuangan yang keras dan membutuhkan kekompakan antara KH.Abd. Rasyid
dan jema’ah pengajiannya. Dari membludaknya jumlah santri tersebut, muncullah
permasalahan baru yang tidak terduga sebelumnya, yaitu minimya fasilitas dan
terbatasnya luas tanah untuk pengembangan kegiatan kepesantren yang selama ini
menumpang di halaman dan mushalla milik kyainya. Dengan dilatar belakangi
inilah, KH.Abd. Rasyid berencana memperluas pesantrennya dengan membentuk
kepanitiaan wakaf tanah pesantren yang terdiri dari anggota pengajiannya.
Alhasil, dalam hitungan 16 bulan, tepatnya akhir 2012, dana pengadaan tanah
wakaf yang terkumpul dari jema’ah pengajian dan para donatur yang ada mampu
dibelikan tanah seluas 4880 M2.
|
Tanah wakaf seluas 4.880 M2 (Doc. April 2012) |
Selanjutnya,
KH.Abd. Rasyid berpikir bagaimana Pondok Pesantren yang diasuhnya dapat
pengakuan dari Pemerintah dan masyarakat secara umum, maka timbullah ide untuk
membentuk yayasan yang menaungi pondok pesantren dan legalitasnya diakui di
mata hukum. Oleh karena itu, untuk mendapatkan payung hukum, KH.Abd. Rasyid
bersama pengurus jema’ah pengajiannya membentuk kepengurusan yayasan dan didaftarkannya
di kantor Notaris Magdalena S. Gandawijaya, SH Bondowoso dengan nama Yayasan
Pondok Pesantren Islam “Salafiyah Dawuhan”, maka terbitlah akta pendirian
yayasan pada tanggal 18 Maret 2013 dengan nomor akta 53 dan mendapat pengesahan
dari Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 13 Agustus 2013 dengan surat
keputusan No.: AHU- 4524.AH.01.04. Tahun 2013.
Di sela-
sela waktu kesibukannya dalam mengurus dokumen penting terkait dengan pendirian
yayasan, KH.Abd. Rasyid bersama Pengurus yayasannya dibingungkan dengan semakin
membludaknya jumlah santri yang menuntut kebutuhan dari segala bidang. Mulai
dari bidang pendidikan dan fasilitas asrama beserta fasilitas lainnya, bahkan
permasalahan makan santri dalam kesehariannya tidak luput dari perhatiannya, karena
sebagian besar ekonomi wali santri tergolong tidak mampu.
Dalam bidang
pendidikan, di samping para santri dididik dengan ilmu agama, mereka juga
dididik dengan pendidikan formal yaitu SMP/ MTs dan SMA/ MA. Pada awal
berdirinya pondok pesantren, mereka di sekolahkan diluar pesantren dengan
diantar jemput setiap harinya oleh pihak pengurus pesantren dengan menggunakan
mobil pribadi KH. Abd. Rasyid. Namun, setelah berjalan dua tahun, jumlah santri
semakin meningkat, yang hal itu tidak memungkinkan untuk diantar jemput setiap
harinya karena keterbatasan jumlah kendaraan yang dimiliki oleh KH. Abd.
Rasyid.
Disisi
yang lain, semakin bertambahnya santri ini menjadi tantangan berat bagi KH. Abd
Rasyid sebagai seorang pengasuh karena rata-rata santri yang mondok masih
membutuhkan pendidikan formal, akhirnya Pengasuh dan Pengurus Yayasan
memutuskan untuk menyekolahkan para santri di lembaga luar pesantren, tepatnya
di SMP dan SMA Misbahul Ulum, kedua lembaga inilah yang oleh para santri
dijadikan tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan umum yang jaraknya kurang
lebih sekitar
2 kilometer dari Yayasan Pondok Pesantren
Islam Salafiyah Dawuhan. Jarak yang cukup jauh ini tidak mungkin ditempuh
dengan naik sepeda dayung apalagi berjalan kaki, akhirnya demi keamanan serta
menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, Pengasuh membelikan 1 unit mobil
untuk kendaraan antar-jemput para santri yang sekolah diluar dan sampai
saat ini jumlah santri yang sekolah formal di luar pesantren masih sebanyak 85
orang.
|
I Unit kendaraan untuk antar jemput santri yang sekolah di luar pesantren |
Berangkat
dari fakta diatas, para jama’ah mendesak Pengasuh serta Pengurus Yayasan untuk
segara mungkin mendirikan lembaga pendidikan formal sendiri yang setara dengan
SMP dan SMA tahun ajaran 2014/2015. Dengan alasan : Pertama, Jumlah Santri
semakin meningkat dari tahun ketahun. Kedua, Sulit dan terbatasnya alat
transportasi kendaraan siswa yang semakin tahun semakin meningkat. Ketiga,
Sulitnya kontrol terhadap pergaulan siswa antara laki-laki dan perempuan.
Keempat, ada kekhawatiran terjerumus kepada pergaulan bebas. Dari alasan-alasan
inilah akhirnya pada tanggal 01 April 2013, Pengasuh dan Pengurus Yayasan
Pondok Pesantren Islam Salafiyah Dawuhan mengadakan rapat umum yang dihadiri
oleh semua pengurus perwakilan meliputi perwakilan Situbondo, Bondowoso,
Jember, Lumajang, Pasuruan, Madura, Bali dan Perwakilan Yogyakarta untuk
membahas pendirian lembaga pendidikan formal yaitu Madrasah Aliyah (MA) yang
berada dinaungan Kementrian Agama Kabupaten Situbondo.
Dengan
berbekal tanah wakaf seluas 4880 M2 dan atas inisiatif jema’ah pengajian dan
wali santri, maka pada bulan maret 2013 dididirikanlah bangunan sederhana yang
serupa dengan kelas belajar. Bangunan tersebut sengaja dibuat dari bambu karena
minimnya keuangan kas yayasan. Di bangunan inilah, KH. Abd. Rasyid mendirikan
lembaga pendidikan formal MTs (setara dengan SMP) dan MA (setara dengan SMA)
yang didaftarkan di Kementerian Agama Kabupaten dan Provinsi.
|
Santri dan Jema'ah kerja bakti membangun Madrasah dari bambu |
|
Santri bahu-membahu memotong bambu di Bondowoso |
Atas jerih
payahnya, perjuangan KH.Abd. Rasyid bersama Pengurus yayasannya tidak
disia-siakan oleh Allah SWT., pada bulan Agustus 2014 ijin operasional MTs
diterbitkan oleh Kementerian Agama Kabupaten dan menyusul ijin operasional MA
diterbitkan oleh Kementerian Agama Provinsi pada bulan September 2014. Dengan terbitnya
ijin operasional sekolah tersebut, lembaga pendidikan yang dirintis oleh
KH.Abd. Rasyid semakin mendapat kepercayaan dari wali santri dan masyarakat
sekitarnya.
Disisi yang
lain, Kami sangat optimis atas berdirinya lembaga Madrasah Aliyah ini,
karena masih banyak cadangan siswa/siswi kami yang masih menempuh pendidikan di
SMP Islam Misbahul Ulum, sehingga setelah mereka lulus dari lembaga tersebut,
mereka dapat melanjutkan pendidikannya di lembaga sendiri yakni di Madrasah
Aliyah Sarji Ar-Rasyid.
Disamping
itu, Yayasan Pondok Pesantren Islam Salafiyah Dawuhan juga mempunyai jama’ah
pengajian yang cukup banyak, sehingga sangat mungkin putra/putri dari para
jama’ah akan dimondokkan di lembaga ini, hal itu terbukti pada tahun-tahun sebelumnya,
Pondok Pesantren Salafiyah Dawuhan ini mengalami perkembangan yang sangat
signifikan, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Sehingga tidak dapat
diragukan lagi, dari tahun ke tahun seiring bertambahnya jumlah santri, maka
secara otomatis in put calon cadangan siswa untuk Madrasah Aliyah juga akan
semakin meningkat.
Akhirnya
dengan rahmat dan ridho Allah SWT, pada tanggal, 01 April 2013secara resmi
berdiri Madrasah Aliyah Sarji Ar-Rasyid yang merupakan lembaga lanjutan dari
Madrasah Tsanawiyah Sarji Ar-Rasyid di Jln. Sucipto Gg. Perum Graha Bumi Ayu
Kelurahan Dawuhan Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo.